Review
Journal
The role of plastic waste in income
generation for plastic waste collectors: A case study of Mbeya city, Tanzania
Francis Daudi Sinkamba
Tanzania
Institute of Accountancy, Mbeya Campus, Mbeya, Tanzania
Abstrak
: Plastik
yang digunakan dalam berbagai keperluan dalam waktu lama akan menyebabkan
sampah plastik dalam jumlah yang besar yang akan merugikan manusia dan
lingkungan. Salah satu cara untuk meminimalisir sampah plastik adalah dengan
cara mendaur ulang. Penelitian akan daur ulang sampah plastik dimaksudkan untuk
mengetahui pendapatan yang diperoleh dari kolektor sampah plastik per harinya
setelah dilakukannya daur ulang. Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan
wawancara tersruktur dan observasi. Sebanyak 23 kolektor sampah plastik
diwawancarai untuk penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
maka diperoleh hasil bahwa sebagian besar kolektor sampah plastik memiliki
pendidikan dasar, sementara mayoritas tidak memiliki pendidikan formal. Pendapatan
yang diperoleh kolektor sampah juga bervariasi tergantung pada upaya kolektor
dan musim yang terjadi pada saat itu. Saat musim hujan, sejumlah besar uang
yang diperoleh kolektor per hari adalah sebesar 3.000 TSH (digambarkan sebesar
43,5% dari kolektor sampah plastik). Saat musim panas, sejumlah besar uang yang
diperoleh kolektor per hari adalah sebesar 2.250 TSH (digambarkan sebesar 43,5%
dari kolektor sampah plastik) dan sejumlah kecil sebesar 600 TSH (digambarkan
sebesar 4,4% dari kolektor sampah plastik).
Kata
Kunci : Limbah Padat, Limbah Plastik, Generasi Pendapatan, Kolektor
Sampah Plastik, Daur Ulang
1.
LATAR
BELAKANG
Limbah adalah sesuatu yang tidak lagi dihargai dan
telah dibuang atau habis setelah digunakan. Plastik adalah istilah umum untuk
berbagai bahan sintetis atau semi sintetis yang digunakan dalam berbagai bentuk
plastik untuk bangunan, bagian-bagian pembuatan mobil, mainan, pakaian dan
lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari, plastik kita temukan dalam wujud baskom
plastik, cangkir, botol, kantong plastik, gelas, tank, peragkat alat elektronik
dan masih banyak lagi. Setelah plastik dalam berbagai wujud di atas tidak
dibutuhkan lagi, maka plastik tersebut akan berubah menjadi sampah plastik yang
terus-menerus akan bertambah sesuai dengan peningkatan jumlah populasi. Selama
beberapa dekade terakhir, telah terjadi peningkatan yang stabil dari sampah
plastik karena peningkatan penggunaan produk plastik di sebagian besar
kota-kota di sub Sahara, Afrika. Plastik digunakan dalam dua industri yaitu
industri makanan dan air kemasan (Quartey et al, 2015), dan ketiga adalah dalam
penggunaan plastik yang akan mengahasilkan limbah padat. Limbah padat pertama
adalah limbah organik, limbah kedua adalah limbah kertas dan ketiga adalah
sampah plastik (UNEP, 2009). Akibat urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi di
Afrika Timur, sampah plastik merupakan 10% dari total sampah yang dihasilkan
(Oberlin, 2011; Oyake-Ombis et al, 2015). Di Mbeya, limbah plastik merupakan
sekitar 9% dari limbah padat yang dihasilkan dalam rumah tangga per hari,
sementara di tempat pengumpulan masyarakat limbah plastik sekunder yang
dihasilkan adalah sebesar 11% dari total limbah padat yang dihasilkan (Mgimba
dan Sanga, 2016). Menurut Dewan Kota Mbeya (2008/9), laporan tahunan
menunjukkan bahwa sampah yang dihasilkan setiap hari sekitar 167 ton.
Selama beberapa dekade terakhir telah terjadi
peningkatan yang stabil dalam penggunaan produk plastik yang mengakibatkan
terjadinya kenaikan proporsional sampah plastik berupa limbah padat di
perkotaan (Carrol, 1996; Yankson, 1998). Produk plastik akan menjadi lebih
menarik apabila sudah menjadi kemasan makanan, tas belanja, bagian-bagian alat
elektronik dan lain-lain dari produk setara yang terbuat dari bahan lain karena
tahan lama, tahan bahan kimia, air dan dampak isolator listrik, mudah
diproduksi dan tidak berat (Sharma, 2008). Saat ini permintaan plastik di
seluruh dunia dalam kurun waktu per tahun telah mencapai 245 ton (Plastics
Europe, 2008). Berbagai jenis limbah plastik dihasilkan di kota-kota besar di
Tanzania. Limbah plastik yang seringkali dihasilkan di Mbeya adalah botol air
dan kantong plastik.
Produksi plastik dan penggunaan produk plastik yang
meningkat menimbulkan masalah lingkungan yang serius, seperti plastik tidak
larut bersama dengan tanah dalam waktu yang lama (Tiwari et al, 2009). Apabila sampah
plastik dikubur di tanah, maka akan menghasilkan gunung plastik yang berbahaya.
Hal ini dikarenakan plastik mengandung polutan berbahaya yang dapat merugikan
manusia dan lingkungan.
Oleh sebab itu dilakukan strategi untuk pengurangan
sampah plastik dengan menggunakan kembali atau melakukan daur ulang plastik.
Pembakaran plastik untuk jenis tertentu dihindari karena dapat melepaskan zat
berbahaya dan dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan
global (Aguado et al, 2007). Beberapa masyarakat di Mbeya telah melakukan pengumpulan
dan daur ulang plastik. Daur ulang limbah hanya sebagian dari masalah ini
karena daur ulang di Tanzania masih dalam pengembangan awal dan kapasitas
pengolahan masih terlalu rendah (Riedjik, 2010).
2.
METODOLOGI
2.1
Lokasi
Studi
Daerah
penelitian berada di kota Mbeya, daerah ini dipilih karena kota ini memenuhi
semua karakteristik yang diharapkan dalam penelitian. Karakteristik penelitian ini
adalah adanya ketersediaan kolektor sampah plastik dan pusat pengumpulan sampah
plastik.
2.2
Prosedur
Sampling
Ada
dua prosedur umum sampling, yaitu pengambilan sampling probabilitas dan non
probabilitas. Sampling non probabilitas adalah prosedur pengambilan sampel yang
tidak memiliki dasar apapun untuk memperkirakan probabilitas bahwa setiap item
dari populasi dapat dimasukkan ke dalam sampel (Kothari, 2004). Dalam
penelitian ini digunakan sampling non probabilitas karena jumlah kolektor
sampah plastik tidak dapat ditentukan.
2.3
Ukuran
Sampel
Ukuran
sampel yang digunakan adalah 23, dimana ada 17 laki-laki dan 6 perempuan.
Responden diperoleh secara acak di jalan-jalan kota Mbeya dan di pusat koleksi.
2.4
Pengolahan
Data dan Analisis
Data
yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis menggunakan Ms. Excel.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Jenis
Kelamin Kolektor Sampah Plastik
Informasi
umum kolektor sampah plastik adalah jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan.
73,9% dari kolektor sampah plastik adalah berjenis kelamin laki-laki, sementara
26,1% adalah berjenis kelamin perempuan.
3.2
Pendidikan
Kolektor Sampah Plastik
Hasil
penelitian menunjukkan 86,9% dari kolektor sampah plastik telah mendapatkan
pendidikan dasar, sementara 13,1% tidak memiliki pendidikan formal.
3.3
Usia
Kolektor Sampah Plastik
Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa kolektor sampah plastik sebesar 47,8% berusia
18-25 tahun, 24,8% berusia 26-35 tahun, 13% berusia 26-45 tahun dan 4,4%
berusia 46-55 tahun.
3.4
Jumlah
Sampah Plastik yang Dikumpulkan Individu Kolektor Sampah per Hari
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 43,5% dari kolektor sampah plastik mengumpulkan 15
kg sampah plastik per hari, 30,4% mengumpulkan 12 kg sampah plastik per hari,
8,7% mengumpulkan 8 kg sampah plastik per hari, 13% mengumpulkan 5 kg sampah
plastik per hari dan 4,4% mengumpulkan 4 kg sampah plastik per hari.
3.5
Pendapatan
yang Diperoleh per Hari
Pendapatan
yang diperoleh kolektor sampah juga bervariasi tergantung pada upaya kolektor
dan musim yang terjadi pada saat itu. Saat musim hujan, sejumlah besar uang
yang diperoleh kolektor per hari adalah sebesar 3.000 TSH (digambarkan sebesar
43,5% dari kolektor sampah plastik). Saat musim panas, sejumlah besar uang yang
diperoleh kolektor per hari adalah sebesar 2.250 TSH (digambarkan sebesar 43,5%
dari kolektor sampah plastik) dan sejumlah kecil sebesar 600 TSH (digambarkan
sebesar 4,4% dari kolektor sampah plastik).
3.6
Jumlah
Pusat Koleksi Sampah Plastik
Peneliti
mengamati satu pusat pengumpulan sampah plastik di kota Mbeya.
4.
KESIMPULAN
Pendapatan
kolektor sampah plastik sebanyak 43,5% dari kolektor sampah mendapatkan 3.000
TSH per hari, ini adalah jumlah tertinggi yang diperoleh oleh kolektor sampah
plastik dan jumlah terendah adalah 800 TSH per hari. Umumnya pekerjaan
pengumpulan sampah plastik tergantung pada upaya fisik dari kolektor sampah
plastik. Ketersediaan individu yang membeli sampah plastik dari kolektor sampah
plastik telah memberikan konstribusi untuk meminimalkan jumlah sampah plastik
di jalan-jalan. Oleh karena itu, ada kemungkinan pendapatan ini bervariasi
tergantung pada peningkatan usaha atau penurunan usaha dari kolektor sampah
plastik.
Power Point bisa didownload di bawah ini:
https://drive.google.com/open?id=0Byo22XfB6a6ISmo3SVE5cHBKbU0
Jurnal bisa didownload di bawah ini:
http://www.researchpublish.com/journal/IJMIT/Issue-1-April-2016-September-2016/0