SOFTSKILL PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK DI
INDONESIA
“DAMPAK KEBAKARAN LAHAN DI RIAU
MENYEBABKAN POLUSI UDARA DAN GANGGUAN KESEHATAN”
Yesi Octaviany
3C414387
3ID01
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
I.
LATAR BELAKANG
Perkembangan
penduduk yang sangat pesat saat ini merupakan suatu permasalahan yang tidak
dapat dihindari di setiap negara, termasuk Indonesia. Penduduk Indonesia yang
tercatat oleh Kementrian Dalam Negeri per 30 Juni 2016 adalah sebanyak
257.912.349 jiwa dan jumlah ini akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal
ini menyebabkan banyaknya permasalahan sosial yang terjadi di tengah lingkungan
masyarakat, seperti terjadinya kebakaran lahan.
Provinsi
Riau merupakan salah satu dari beberapa wilayah Indonesia yang sering mengalami
terjadinya kebakaran lahan. Kebakaran lahan ini seperti tidak ada habisnya bagi
penduduk Indonesia terutama masyarakat yang berada di wilayah Provinsi Riau.
Kebakaran lahan ini kebanyakan terjadi akibat perbuatan yang disengaja oleh
perusahaan atau perseorangan yang ingin membuka perkebunan kelapa sawit
mengingat banyaknya tanah gambut di daerah Provinsi Riau yang cocok untuk
pertumbuhan kelapa sawit dan terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan
sehingga sulit dilakukannya pemadaman api saat sudah terjadi kebakaran. Kebakaran
lahan yang terus-menerus terjadi menyebabkan banyak dampak negatif bagi lingkungan
sekitar dan gangguan kesehatan yang membuat aktivitas dari masyarakatnya
sendiri terganggu. Tidak hanya menyebabkan gangguan pada masyarakatnya sendiri,
kabut asap yang terjadi juga menyebabkan negara tetangga seperti Singapura
merasa ikut terganggu.
Kebakaran
lahan yang terjadi di Provinsi Riau ini merupakan salah satu permasalah akibat
perkembangan penduduk yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah
Indonesia. Pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang menyebabkan terjadinya
kebakaran lahan hendaknya mendapatkan hukum
yang tegas dari pemerintah. Pemerintah juga harus cakap apabila terjadi
kebakaran lahan dengan dilakukannya penanganan segera untuk memadamkan titik-titik
kobaran api. Peran penting yang juga harus ikut terlibat dalam penanganan
kebakaran lahan ini adalah masyarakatnya sendiri. Masyarakat juga harus memiliki
kesadaran sendiri agar tidak melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar
lahan sehingga akan mengurangi polusi udara dan gangguan kesehatan bagi
masyarakat.
II.
PEMBAHASAN
Liputan6.com, Pekanbaru – Kabut asap masih memakan korban. Di
Riau, korban gangguan pernapasan akibat menurunnya kualitas udara dari kabut
asap kini menembus angka 61.017 jiwa.
Jumlah ini
meningkat dari hari sebelumnya. Seperti dituturkan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Riau Andra Sjafril.
"Meningkat
dari hari sebelumnya, yaitu 57.536 jiwa. Sementara jumlah 61.017 jiwa
diprediksi bakal meningkat karena kualitas udara di Riau masih berbahaya dan
diselimuti kabut asap," kata Andra di Pekanbaru, Riau, Rabu (7/10/2015).
Andra
memaparkan, gangguan kesehatan menyerang warga Riau terdiri dari penyakit
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, penyakit kulit, dan pneumonia.
Yang paling tinggi adalah ISPA.
"Penderita
ISPA mencapai 50.741 jiwa. Ini paling gampang menyerang warga karena menghirup
udara berbahaya. Kemudian penyakit pneumonia 893 jiwa, asma 2.409 jiwa, sakit
mata 3.040, dan penyakit kulit sebanyak 3.934 jiwa," tutur Andra.
Kota
Pekanbaru merupakan daerah yang paling banyak menderita ISPA. Penderita di Kota
Bertuah itu menembus 12 ribu jiwa. Kemudian disusul Kabupaten Kuantan Singingi,
Siak, Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hulu.
"Rata-rata
penderita ISPA di kabupaten tersebut ada yang mencapai dan di atas 5 ribu
penderita. Sementara penderita paling sedikit terdapat di Kepulauan Meranti,
karena kabut asap di sana tak separah daerah
lainnya," tutur Andra.
Sementara
itu, berdasarkan data Satgas Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, kualitas
udara di mayoritas daerah di Riau masih dinyatakan berbahaya. Bahkan tingkat
pencemaran dibanding kadar oksigennya berada di ambang batas.
Di
Pekanbaru, tingkat pencemaran udaranya sudah mencapai 831 Pollutan Standard
Index (PSI). Sementara di Kabupaten Kampar, Siak, Bengkalis dan Rokan Hilir
berada pada angka 500 PSI. Angka itu sangat jauh dari kategori sehat yang hanya
50 PSI.
Sejauh ini,
sudah ada 2 warga Pekanbaru yang meninggal dunia akibat kabut asap. (Ndy/Mut)
Berita di atas merupakan salah
satu dari sekian banyak berita mengenai kasus kebakaran lahan di Riau yang
menyebabkan polusi udara dan gangguan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan
berita di atas, diketahui masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan kian
hari kian bertambah. Gangguan kesehatan yang menyerang masyarakat Riau terdiri
dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, penyakit kulit, dan
pneumonia, dimana penyakit yang paling tinggi dialami oleh masyarakat adalah
ISPA. Jumlah masyarakat yang terkena gangguan kesehatan pada saat itu tercatat
menembus angka 61.017 jiwa, dimana penderita ISPA mencapai 50.741 jiwa. Ini
paling gampang menyerang warga karena menghirup udara berbahaya. Kemudian
penyakit pneumonia 893 jiwa, asma 2.409 jiwa, sakit mata 3.040, dan penyakit
kulit sebanyak 3.934 jiwa. Dan sudah ada 2 orang masyarakat yang meninggal
dunia akibat kabut asap ini.
Perkembangan penduduk yang
menyebabkan terjadinya kebakaran lahan merupakan suatu permasalahan sosial yang
sulit ditangani oleh pemerintah hingga saat ini. Banyaknya pihak yang tidak
bertanggungjawab yang melakukan pembakaran hutan menyebabkan banyak kerugian
yang dialami oleh masyarakat. Kabut asap yang dihasilkan oleh pembakaran lahan
mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat dengan terganggunya jarak
pandang. Kabut asap yang sudah mencapai status berbahaya ini mengakibatkan
masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas banyak di luar rumah karena akan
sangat membahayakan kesehatan.
Pemerintah harusnya lebih cepat
tanggap dalam menangani kasus ini karena sudah menyebabkan banyak korban jiwa.
Pemerintah harus bertindak tegas dan menegakkan hukum terhadap pelaku
pembakaran lahan agar masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan tidak terus bertambah
dan kejadian pembakaran lahan seperti ini tidak terjadi lagi.
III.
KESIMPULAN
Perkembangan penduduk yang sangat
pesat menyebabkan banyak terjadinya permasalahan sosial, dimana salah satunya
adalah terjadinya kebakaran lahan di Riau yang menyebabkan polusi udara dan
gangguan kesehatan bagi masyarakatnya. Selain gangguan pernapasan, kabut asap
yang berbahaya ini juga menyebabkan adanya masyarakat meninggal dunia. Kasus
ini memerlukan perhatian serius dan tindakan tegas pemerintah terhadap pelaku pembakaran
lahan yang terjadi di Riau agar korban jiwa tidak terus-menerus bertambah. Hal
ini juga dilakukan agar masyarakat dapat melakukan aktivitasnya kembali di luar
rumah tanpa harus merasa takut adanya kabut asap yang akan mengganggu kesehatan
mereka.
IV.
LAMPIRAN
V.
DAFTAR PUSTAKA
http://news.liputan6.com/read/2335095/kabut-asap-riau-bikin-pernapasan-61017-jiwa-terganggu
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160309_indonesia_riau_kebakaranhutan
http://life.viva.co.id/news/read/656263-ini-dampak-asap-kebakaran-hutan-bagi-kesehatan