Rabu, 26 April 2017

DAMPAK KEBAKARAN LAHAN DI RIAU MENYEBABKAN POLUSI UDARA DAN GANGGUAN KESEHATAN

SOFTSKILL PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK DI INDONESIA

“DAMPAK KEBAKARAN LAHAN DI RIAU MENYEBABKAN POLUSI UDARA DAN GANGGUAN KESEHATAN”


Disusun Oleh:

Yesi Octaviany
3C414387
3ID01
                                      



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
I.                  LATAR BELAKANG
Perkembangan penduduk yang sangat pesat saat ini merupakan suatu permasalahan yang tidak dapat dihindari di setiap negara, termasuk Indonesia. Penduduk Indonesia yang tercatat oleh Kementrian Dalam Negeri per 30 Juni 2016 adalah sebanyak 257.912.349 jiwa dan jumlah ini akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan banyaknya permasalahan sosial yang terjadi di tengah lingkungan masyarakat, seperti terjadinya kebakaran lahan.
Provinsi Riau merupakan salah satu dari beberapa wilayah Indonesia yang sering mengalami terjadinya kebakaran lahan. Kebakaran lahan ini seperti tidak ada habisnya bagi penduduk Indonesia terutama masyarakat yang berada di wilayah Provinsi Riau. Kebakaran lahan ini kebanyakan terjadi akibat perbuatan yang disengaja oleh perusahaan atau perseorangan yang ingin membuka perkebunan kelapa sawit mengingat banyaknya tanah gambut di daerah Provinsi Riau yang cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit dan terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit dilakukannya pemadaman api saat sudah terjadi kebakaran. Kebakaran lahan yang terus-menerus terjadi menyebabkan banyak dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan gangguan kesehatan yang membuat aktivitas dari masyarakatnya sendiri terganggu. Tidak hanya menyebabkan gangguan pada masyarakatnya sendiri, kabut asap yang terjadi juga menyebabkan negara tetangga seperti Singapura merasa ikut terganggu.
Kebakaran lahan yang terjadi di Provinsi Riau ini merupakan salah satu permasalah akibat perkembangan penduduk yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan hendaknya mendapatkan  hukum yang tegas dari pemerintah. Pemerintah juga harus cakap apabila terjadi kebakaran lahan dengan dilakukannya penanganan segera untuk memadamkan titik-titik kobaran api. Peran penting yang juga harus ikut terlibat dalam penanganan kebakaran lahan ini adalah masyarakatnya sendiri. Masyarakat juga harus memiliki kesadaran sendiri agar tidak melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar lahan sehingga akan mengurangi polusi udara dan gangguan kesehatan bagi masyarakat.
II.              PEMBAHASAN
Liputan6.com, Pekanbaru – Kabut asap masih memakan korban. Di Riau, korban gangguan pernapasan akibat menurunnya kualitas udara dari kabut asap kini menembus angka 61.017 jiwa.
Jumlah ini meningkat dari hari sebelumnya. Seperti dituturkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril.
"Meningkat dari hari sebelumnya, yaitu 57.536 jiwa. Sementara jumlah 61.017 jiwa diprediksi bakal meningkat karena kualitas udara di Riau masih berbahaya dan diselimuti kabut asap," kata Andra di Pekanbaru, Riau, Rabu (7/10/2015).
Andra memaparkan, gangguan kesehatan menyerang warga Riau terdiri dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, penyakit kulit, dan pneumonia. Yang paling tinggi adalah ISPA.
"Penderita ISPA mencapai 50.741 jiwa. Ini paling gampang menyerang warga karena menghirup udara berbahaya. Kemudian penyakit pneumonia 893 jiwa, asma 2.409 jiwa, sakit mata 3.040, dan penyakit kulit sebanyak 3.934 jiwa," tutur Andra.
Kota Pekanbaru merupakan daerah yang paling banyak menderita ISPA. Penderita di Kota Bertuah itu menembus 12 ribu jiwa. Kemudian disusul Kabupaten Kuantan Singingi, Siak, Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hulu.
"Rata-rata penderita ISPA di kabupaten tersebut ada yang mencapai dan di atas 5 ribu penderita. Sementara penderita paling sedikit terdapat di Kepulauan Meranti, karena kabut asap di sana tak separah daerah lainnya," tutur Andra.
Sementara itu, berdasarkan data Satgas Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, kualitas udara di mayoritas daerah di Riau masih dinyatakan berbahaya. Bahkan tingkat pencemaran dibanding kadar oksigennya berada di ambang batas.
Di Pekanbaru, tingkat pencemaran udaranya sudah mencapai 831 Pollutan Standard Index (PSI). Sementara di Kabupaten Kampar, Siak, Bengkalis dan Rokan Hilir berada pada angka 500 PSI. Angka itu sangat jauh dari kategori sehat yang hanya 50 PSI.
Sejauh ini, sudah ada 2 warga Pekanbaru yang meninggal dunia akibat kabut asap. (Ndy/Mut)

Berita di atas merupakan salah satu dari sekian banyak berita mengenai kasus kebakaran lahan di Riau yang menyebabkan polusi udara dan gangguan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan berita di atas, diketahui masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan kian hari kian bertambah. Gangguan kesehatan yang menyerang masyarakat Riau terdiri dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, penyakit kulit, dan pneumonia, dimana penyakit yang paling tinggi dialami oleh masyarakat adalah ISPA. Jumlah masyarakat yang terkena gangguan kesehatan pada saat itu tercatat menembus angka 61.017 jiwa, dimana penderita ISPA mencapai 50.741 jiwa. Ini paling gampang menyerang warga karena menghirup udara berbahaya. Kemudian penyakit pneumonia 893 jiwa, asma 2.409 jiwa, sakit mata 3.040, dan penyakit kulit sebanyak 3.934 jiwa. Dan sudah ada 2 orang masyarakat yang meninggal dunia akibat kabut asap ini.
Perkembangan penduduk yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan merupakan suatu permasalahan sosial yang sulit ditangani oleh pemerintah hingga saat ini. Banyaknya pihak yang tidak bertanggungjawab yang melakukan pembakaran hutan menyebabkan banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat. Kabut asap yang dihasilkan oleh pembakaran lahan mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat dengan terganggunya jarak pandang. Kabut asap yang sudah mencapai status berbahaya ini mengakibatkan masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas banyak di luar rumah karena akan sangat membahayakan kesehatan.
Pemerintah harusnya lebih cepat tanggap dalam menangani kasus ini karena sudah menyebabkan banyak korban jiwa. Pemerintah harus bertindak tegas dan menegakkan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan agar masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan tidak terus bertambah dan kejadian pembakaran lahan seperti ini tidak terjadi lagi.


III.           KESIMPULAN
Perkembangan penduduk yang sangat pesat menyebabkan banyak terjadinya permasalahan sosial, dimana salah satunya adalah terjadinya kebakaran lahan di Riau yang menyebabkan polusi udara dan gangguan kesehatan bagi masyarakatnya. Selain gangguan pernapasan, kabut asap yang berbahaya ini juga menyebabkan adanya masyarakat meninggal dunia. Kasus ini memerlukan perhatian serius dan tindakan tegas pemerintah terhadap pelaku pembakaran lahan yang terjadi di Riau agar korban jiwa tidak terus-menerus bertambah. Hal ini juga dilakukan agar masyarakat dapat melakukan aktivitasnya kembali di luar rumah tanpa harus merasa takut adanya kabut asap yang akan mengganggu kesehatan mereka.







IV.           LAMPIRAN
https://ichef-1.bbci.co.uk/news/ws/624/amz/worldservice/live/assets/images/2015/09/07/150907111154_fires_640x360_reuters_nocredit.jpg
https://ichef-1.bbci.co.uk/news/ws/624/amz/worldservice/live/assets/images/2013/06/23/130623090619_indonesia_sumatra_riau_forest_fire_haze_dumai_city_512x288_1_nocredit.jpg Ini Dampak Asap Kebakaran Hutan Bagi Kesehatan

V.              DAFTAR PUSTAKA
http://news.liputan6.com/read/2335095/kabut-asap-riau-bikin-pernapasan-61017-jiwa-terganggu
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160309_indonesia_riau_kebakaranhutan
http://life.viva.co.id/news/read/656263-ini-dampak-asap-kebakaran-hutan-bagi-kesehatan